Arsitektur
Neo-Vernakular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang
lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai
rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi
industri. Arsitektur Neo-Vernakular merupakan arsitektur yang konsepnya pada
prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran
serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara
bangunan, alam, dan lingkungan.
Arsitektur
neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang diterapkan
dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir,
kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain. Bangunan adalah sebuah
kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan dari jumlah tipe-tipe yang
terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim lokal, material dan adat
istiadat. (Leon Krier, 1971).
Menurut
Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern Architecture (1990)” maka
dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular selalu menggunakan atap
bumbungan. Atap bumbungan menutupi bagian tembok sampai hampir ke tanah
sehingga lebih banyak atap yang diibaratkan sebagai elemen pelidung dan
penyambut, dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang
menyimbolkan permusuhan. Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi
lokal). Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang
merupakan budaya dari arsitektur barat. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional
yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal. Kesatuan antara
interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar
bangunan. Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernakular
tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi
lelbih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas
ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernakular melalui trend akan
rehabilitasi dan pemakaian kembali.
Pengertian Arsitektur
Neo-vernkular
Kata NEO atau NEW berarti
baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular berasal dari kata vernaculus (bahasa
latin) yang berarti asli. Maka arsitektur vernakular dapat diartikan sebagai
arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat.
Arsitektur
Vernakular konteks dengan
lingkungan sumberdaya setempat yang dibangun oleh masyarakat dengan menggunakan
teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi
nilai ekonomi dan tatanan budaya masyarakat dari masyarakat tersebut. Dalam
pengertian umum, arsitektur Vernacular merupakan istilah yang banyak digunakan
untuk menunjuk arsitektur indigenous kesukaan, tribal, arsitektur kaum petani
atau arsitektur tradisional.
Pengertian
Arsitektur Vernakular sering disamakan dengan Arsitektur Tradisional. Joseph
Prijotomo berpendapat bahwa secara konotatif tradisi dapat diartikan sebagai
pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang
turun-temurun dari generasi ke generasi.
Ciri-ciri Arsitektur Neo-vernakular
Dari pernyataan Charles
Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern Architecture (1990)” maka dapat dipaparkan
ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular sebagai berikut.
1) Selalu menggunakan atap
bumbungan.
Atap bumbungan menutupi
tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih banyak atap yang
diibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada tembok yang
digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.
2) Batu bata (dalam hal ini
merupakan elemen konstruksi lokal).
Bangunan didominasi
penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari
arsitektur barat.
3) Mengembalikan bentuk-bentuk
tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.
4) Kesatuan antara interior
yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan.
5) Warna-warna yang kuat dan
kontras.
Dari ciri-ciri di atas
dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernakular tidak ditujukan pada
arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lelbih pada keduanya.
Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan
tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali
atap miring,batu bata sebagai elemen local, susunan masa yang indah.
Mendapatkan unsur-unsur
baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan teknologi
modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat, dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
ü Bentuk-bentuk menerapkan
unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik
arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
ü Tidak hanya elemen fisik
yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya,
pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan
lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
ü Produk pada bangunan ini
tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru
(mangutamakan penampilan visualnya).
Prinsip – Prinsip Desain
Arsitektur Neo-Vernakular
Adapun beberapa
prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci adalah
sebagai berikut.
1.
Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif
terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari
bangunan sekarang.
2.
Hubungan Abstrak, meliputi
interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi
budaya dan peninggalan arsitektur.
3.
Hubungan Lansekap,
mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk
topografi dan iklim.
4.
Hubungan Kontemporer,
meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program
konsep arsitektur.
5.
Hubungan Masa Depan,
merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.
Tinjauan Arsitektur Neo-vernakular
Perbandingan
|
Tradisional
|
Vernakular
|
Neo-vernakular
|
Ideology
|
Terbentuk
oleh tradisi yang diwariskan secara turun-temurun,berdasarkan kultur dan
kondisi lokal.
|
Terbentuk
oleh tradisi turun temurun tetapi terdapat pengaruh dari luar baik fisik
maupun nonfisik, bentuk perkembangan arsitektur tradisional.
|
Penerapan
elemen arsitektur yang sudah ada dan kemudian sedikit atau banyaknya
mengalami pembaruan menuju suatu karya yang modern.
|
Prinsip
|
Tertutup
dari perubahan zaman, terpaut pada satu kultur kedaerahan, dan mempunyai
peraturan dan norma-norma keagamaan yang kental
|
Berkembang
setiap waktu untuk merefleksikan lingkungan, budaya dan sejarah dari daerah
dimana arsitektur tersebut berada. Transformasi dari situasi kultur homogen
ke situasi yang lebih heterogen.
|
Arsitektur
yang bertujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara
empiris oleh tradisi dan mengembang-kannya menjadi suatu langgam yang modern. Kelanjutan dari arsitektur
vernakular
|
Ide
desain
|
Lebih
mementingkan fasat atau bentuk, ornamen sebagai suatu keharusan.
|
Ornamen
sebagai pelengkap, tidak meninggalkan nilai- nilai setempat tetapi dapat melayani aktifitas masyarakat didalam.
|
Bentuk
desain lebih modern.
|
Tabel Perbandingan Arsitektur Ttradisional, Vernakular dan
Neo Vernakular.
Sumber : Sonny Susanto, Joko Triyono, Yulianto Sumalyo
Dalam hal ini, pengertian arsitektur vernacular
sering disamakan dengan arsitektur tradisional dan dapat diartikan bahwwa
secara konotatif kata tradisi dapat diartikan sebagai pewarisan atau penerusan
norma-norma adat istiadat atau pewaris budaya yang turun temurun dari generasi
ke generas. Arsiektur dan bangunan tradisional merupakan hasil seni budaya
tradisional, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia
budaya tradisional, yang mampu memberikan ikatan lahir batin.