""tak ada bedanya,,,, kota maupun pedesaan,,,""
Kemarau panjang
dampaknya tidak hanya bagi orang pedesaan, orang perkotaan pun pasti kebagian
merasakannya,termasuk dikota jakarta(kota metropolitan). Mungkin yang
membedakan, jenis atau macam dampaknya saja. jika didaerah timur sana khsusnya
flores(karna saya berasal dari flores makanya saya ambil contoh daerah flores)
kemarau panjang akan menyebabkan gagal panen,entah itu kopi,cengkeh,padi, dsb,
Bagaimana dengan
kota jakarta, dampak yang terasa diantaranya adalah suhu udara yang semakin
panas. Mereka yang berduit mungkin cukup tertolong dengan adanya pendingin
ruangan(AC). Bagi yang "belum" memiliki pendingin ruangan, yaa...
jalanin n nikmati ajalahh...
Tapi, ada sebuah
kejadian menarik yang berhubungan dengan dampak kemarau panjang di ibu kota
negara. Bukan cuma suhu udara yang memang sudah cukup panas, masalah kekeringan
juga ternyata cukup terlihat mulai merata. Kata sebagian orang, warga ibu kota
itu individualistis, tidak pedulian, sibuk dengan urusan masing-masing dan
banyak lagi hal-hal minus tentang kehidupan sehari-harinya. Tapi kenyataannya
tidak. kebetulan saya pernah melihat beberapa orang berkumpul di
sudut-sudut rumah warga. Bukan sedang berdemo, juga bukan sedang berunjuk rasa,
melainkan mereka sedang mengantri untuk mendapatkan air bersih. Ya! Air menjadi
barang istimewa saat ini bagi sebagian warga Jakarta. Air dari perusahaan air
minum yang tersendat bahkan lebih sering kering, tidak mengalir.Maka,
solusi "berbagi air" dengan tetangga yang masih mendapatkan
limpahan air, biasanya mereka yang menggunakan fasilitas sumur bor air tanah,
adalah cara paling ekonomis dan praktis.
Yang menarik untuk diceritakan
adalah tidak biasanya mereka harus "berbagi air" dari rumah orang
yang biasanya segan untuk dikunjungi. Karena normalnya, tetangga mereka itu
adalah orang yang dianggap termasuk kategori "hal minus" tentang
warga ibu kota tadi. Pada hari-hari biasa, jangankan untuk masuk ke pekarangan
rumahnya, yang berpagar tembok yang tinggi dan pintu gerbang rumah yang selalu
tertutup rapat. Tapi, beberapa hari ini mereka sering tampak berkumpul
disana.
Hal biasa memang,
tapi yang menurut saya luar biasa adalah bagaimana "berbagi air"
dapat mencairkan anggapan-anggapan minus, walaupun mungkin hanya sementara.
Tuan rumah yang stok airnya masih berlimpah rela berbagi dengan tetangganya,
tidak ada perbedaan status diantara mereka, bahwa satu dan lainnya seolah sadar
tanpa doktrin dan komando, mereka sama-sama membutuhkan air.
Air merupakan
simbol kehidupan. Dunia ini sebagian besar adalah air. Tubuh kita, sebagian
besar adalah air. Air yang mengalir di dalam tubuh adalah penopang hidup. Air
yang mengalir di seluruh bumi adalah sumber berbagai kehidupan di dalam dan
sekitarnya. Air adalah berkah yang tak terhingga dari Tuhan YME, Maha Pencipta
n penguasa Alam Semesta.
Air yang berlimpah di sebagian
rumah mereka manakala di rumah-rumah tetangga yang lain menjadi langka,
pastilah berkah Tuhan yang dilimpahkan kepada mereka yang berhati baik. Air
mencerahkan hati dan menyejukkan jiwa si pemilik rumah. Hingga dengan
kehendak-Nya, maka, mengalirlah berkah itu kepada tetangga disekeliling
rumahnya pula.
Tidak terlihat raut muka yang
"abu-abu", berpura-pura baik, semua ceria, canda dan tawa terlihat
diantara mereka, ibu-ibu, suami-suami mereka, anak-anaknya juga, yang sedang
bergantian mengisi tempat-tempat air masing-masing. Tertib. Si tuan rumah
yang ramah dan tetangganya yang sudah barang tentu lebih sopan. Indah.
Masalah? Ya! Air
terkadang menjadi masalah. Saat musim hujan, air yang terlalu berlimpah,
menjadi masalah. Banjir. Dan, di musim kemarau yang panjang, air pun menjadi
masalah. Ada baiknya, setiap masalah dapat diselesaikan dengan sama-sama. Tidak
perlu menunggu orang lain, petugas jasa pelayanan, bahkan pemerintah. Apalagi
hanya bisa menyalahkan tanpa memberi solusi. Akan lebih bijaksana, kiranya
setiap apa yang Tuhan beri dan kita nikmati, kita dapat syukuri. Solusi terbaik
adalah dimulai dari memecahkan masalah terkecil, terdekat dengan hidup kita.
Seperti apa yang saya katakan tadi dengan "berbagi air" maka telah
"berbagi masalah" dan satu masalah pun selesai. Semoga.