Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

TEORI ARSITEKTUR

Pengertian Teori Arsitektur
Suatu teori dalam arsitektur digunakan untuk mencari apa yang sebenarnya harus dicapai dalam arsitektur dan bagaimana cara yang baikuntuk merancang. Teori dalam arsitektur cenderung tidak seteliti dan secermat dalam ilmu pengetahuan yang lain (obyektif), satu ciri penting dari teori ilmiah yang tidak terdapat dalam arsitektur ialah pembuktian yang terperinci. Desain arsitektur sebagaian besar lebih merupakan kegiatan merumuskan dari pada kegiatan menguraikan. Arsitektur tidak memilahkan bagian-bagian, ia mencernakan dan memadukan bermacam ramuan unsur dalam cara-cara baru dan keadaan baru. Sehingga hasil seluruhnya tidak dapat diramalkan. Teori dalam arsitektur adalah hipothesa, harapan dan dugaan-dugaan tentang apa yang terjadi bila semua unsur yang menjadikan bangunan dikumpulkan dalam suatu cara, tempat, dan waktu tertentu.
                                (TEORI DAN TEORI ARSITEKTUR – Direktori File UPI)

1.     Macam Teori Arsitektur
a.     Teori Positif & Normatif
Teori positif merupakan suatu proses kreatif yang mencakup pembentukan struktur konseptual, baik untuk menata maupun untuk menjelaskan hasil suatu pengamatan. Tujuannya adalah agar struktur ini dapat digunakan untuk menjelaskan apa yang terjadi dan membuat prediksi mengenai apa yang mungkin terjadi.
Nilai dari teori positif ini bergantung pada kekuatan penjelasan dan prediksinya. Teori-teori yang berhasil adalah teori yang sederhana, tetapi mampu menggeneralisasikan fenomena dunia dan dalam penggunaannya dapat membantu kita melakukan prediksi dengan akurat. Hal ini memungkinkan seseorang mendapatkan sejumlah pernyataan deskriptif dari sebuah pernyataan yang sederhana.
Dalam perancangan, salah satu fungsi teori positif adalah meningkatkan kesadaran mengenai perilaku mana dalam lingkungan yang penting bagi manusia sehingga dalam pengambilan keputusan desain, hal tersebut tidak luput menjadi bahan pertimbangan. Oleh karena itu, dengan teori positif berbagai isu ini dapat didiskusikan dengan jelas dan gamblang sehingga dapat menjembatani celah yang ada antara rancangan yang intuitif dan ketidaksadaran akan perilaku yang penting bagi manusia karena berbagai aspek dalam desain dapat dijelaskan secara eksplisit.
Berbeda dengan Teori Normatif, yang berangkat dari konsensus tentang segala sesuatu yang disepakati untuk waktu tertentu atau tentang patokan apa yang disebut baik atau apa yang seharusnya dilakukan, sebuah teori positif akan memperhitungkan adanya pengalaman dari beragamnya karakter manusia yang mengakibatkan beragam pula bentuk tuntutan akan lingkungan fisik.

Adapun sumber lain yang menjelaskan tentang Teori Positif dan Teori Normatif :
Teori Positif adalah teori yang dibangun berdasarkan metode ilmiah (rasional dan scientific), yaitu berdasarkan pengalaman dan pengujian empirik, melalui pengamatan, penguraian, dan penjelasan atas fenomena.
Teori Normatif adalah teori yang dibangun berdasarkan pandangan dunia (paradigma, filosofi) dari para filsuf, politisi, perencana, dan arsitek. Teori ini lebih berdasarkan ideologi daripada observasi dan pengalaman empirik.

( Prof. Dr. M.S. Barliana, MPd, MT.IAI – Teori Arsitektur (UPI) )
1.TEORI POSITIF
Teori Positif merupakan pernyataan yang tegas yang melukiskan, menerangkan kenyataan dan mampu untuk memperluas prediksi terhadap kenyataan-kenyataan di masa datang. Teori positif merupakan pernyataan-pernyataan positif yaitu pernyataan tegas tentang realita (sebagaimana adanya).
Teori positif pada hakekatnya bersifat empirik dan  tentative. Teori positif tidak akan menyiratkan bahwa sebenarnya teori-teori itu harus sesuai dengan epistimologi para positifist yang berpedoman bahwa tidak ada kebenaran sebelum ada tahap pembuktian sesuatu dan pembongkaran kepalsuannya.
a.      Fungsi Teori Positif
Fungsi utama dari teori ini adalah membuka jalan bagi peneliti untuk memperoleh sesuatu yang bernilai besar dari beberapa pernyataan deskriptif suatu pernyataan tertentu. Nilai besar dan murni itulah yang menguatkan pendapat bahwa suatu teori positif berfungsi untuk semua disiplin ilmu dimana kemudian memberikan batasan yang jelas dengan tahapan seperti sistem control yang baik. Fungsi lain dari teori positif adalah untuk meningkatkan kesadaran berperilaku dalam penciptaan lingkungan yang penting bagi mausia dank area itu harus memiliki dampak dalam keputusan perencanaan.
b.      Tujuan Teori Positif
·   Untuk menjelaskan fenomena maupun memprediksikan hasil-hasilnya sehingga dapat diprediksikan langkah-langkah yang harus diambil.
·      Untuk memberikan kemungkinan masyarakat ilmuwan dalam memperoleh banyak pernyataan deskriptif dari pernyataan tunggal (Alan Johnson, 1994).
·  Untuk Menghindari bias, menghindari unsur subyektifitas dan melihat pada alternatif.
2.TEORI NORMATIF
Teori normatif bagi Kevin Lynch dalam “Good City Form” menguraikan hubungan-hubungan yang dapat digenerlisasi antara nilai-nilai manusia dan bentuk tempat tinggal atau bagaimana mengetahui sebuah kota yang baik dengan melihat kota lainnya (1984;37).
Tetapi berkembang menjadi tidak terkendali menjadi suatu kekeliruan naturalistik. John Lang (1987) juga melihat teori normatif sebagai penentu untuk kegiatan tetapi dalam bentuk yang prinsipil, standar-standar dan manifesto yang menuntun kegiatan.
Teori normatif adalah teori yang berasal dari suatu ideology dan bermacam-macam orientasi professional dengan membandingkan sesuatu sehingga memunculkan suatu guidelines dan prinsip-prinip sampel dari suatu proses keputusan dalam desain. Teori normatif berhubungan dengan posisi prinsip dari sampel dari suatu proses keputusan dalam desain. Teori normatif berhubungan dengan posisi dan kedudukan yang berbeda mengenai apa yang telah dilakukan atau yang dapat dilakukan pada lingkungan terbangun dan atau  pada proses desain yang seharusnya dilakukan designer atau arsitek.

b.     Teori Substantif
Berkaitan dengan kajian tentang fenomena lingkungan alam dan perilaku manusia yang membantu memperkaya dan menjadi bahan pertimbangan Arsitek atau Perancang dalam perancangan arsitektur.
Bidang Kajian Teori Substantif
Ø Natural Environment Theory : Kajian yang berkaitan dengan lingkungan fisik, kimiawi, dan geologi di sekitar manusia dan organisme lain. Hal ini menjadi masukan dalam pengolahan material, geometri bentuk, perhitungan struktur, pengaruh lingkungan alam (angin, matahari, hujan, dll) dalam perancangan arsitektur.
Ø Person Environment Theory : Kajian yang berkaitan dengan aspek biologik, psikologik, sosial, dan kultural manusia. Hal ini akan menjadi masukan dalam penataan pola aktivitas, organisasi, program ruang, serta bentukan arsitektur berdasarkan karakteristik prilaku pemakai. 
                          ( Prof. Dr. M.S. Barliana, MPd, MT.IAI – Teori Arsitektur (UPI) )

c.     Teori Metodologis (Prosedural)
Berkaitan dengan metode/prosedur dalam  praktek perencanaan dan perancangan arsitektur, yang mencakup proses perumusan gagasan/kreativitas, serta proses analisis, sintesis, dan evaluasi.
                         ( Prof. Dr. M.S. Barliana, MPd, MT.IAI – Teori Arsitektur (UPI) )                   

ARSITEKTUR BAROK

Sejarah Arsitektur Barok


Tidak diketahui secara pasti dari mana asal kata ‘barok’, namun diperkirakan berasal dari  bahasa Spanyol “barrueco”  dan bahasa portugis “barocco” yang berarti permata dengan bentuk tak beraturan. Barok merupakan istilah untuk mengkategorikan perkembangan peradaban manusia (termasuk seni) dalam sebuah era yang terjadi di Eropa. Karya-karya seni yang tercipta pada zaman barok juga merupakan cerminan keadaan zaman tersebut sehingga memiliki ciri-ciri khusus yang tentunya berbeda dengan corak seni pada zaman-zaman sebelumnya. Corak seni barok mengandung unsur tekanan yang kuat, kekuatan emosi, dan sesuatu yang elegan, dan sense of movement.

Arsitektur Barok mulai berkembang pada abad ke-17 awal di Italia yang muncul akibat perkembangan Gereja Katolik yang membuat gerakan untuk melawan perkembangan Protestanisme dan lebih menyebarluaskan Gereja Katolik. Yang juga diaplikasikan pada bentuk seni pada Gereja. Arsitektur, patung, lukisan dan music digabungkan dengan cara baru yang teaterikal untuk menekankan ajaran Katolik sehingga membuat penyampaian pesan lebih atraktif dan menarik. Selain di Gereja, gaya arsitektur barok juga kerap diaplikasikan pada bangunan-bangunan istana.

Ciri Arsitektur Barok
  • Denah lantai dasar biasanya juga oval, yang merupakan bentuk geometris paling ‘bergerak’ (fluid) dan yang menciptakan rasa pergerakan. Ruang tengah yang lebih luas, terkadang berbentuk sirkuler dan terdapat kapel-kapel di bagian samping sepanjang dinding.
  • Pada bangunan gereja, sumber pencahayaan sedikit, umumnya dari kubah, baik kubah pusat ataupun kubah-kubah kecil di sekelilingnya. Namum memiliki jumlah yang tepat dan menyinari bagian yang tepat juga.  Penggunaan cahaya yang dramatis, dengan penggunaan cahaya yang kuat dan bayangan yang kontras (chiaroscuro effects) atau pencahayaan seragam dengan menggunakan beberapa jendela.
                                             
       Kiri:Gereja Weltenburg Abbey yang menggunakan permainan cahaya kuat dan bayangan kontras.
        Kanan: Gereja Weingarten Abbey yang memiliki pencahayaan seragam dengan menggunakan beberapa jendela
  • Penggunaan ornament yang mewah. Bentuk oval diterapkan pada bingkai pahatan dinding (frame wall carving). Altar kaya dengan dekorasi dan baldachin (Baldachin adalah semacam kanopi, umumnya  berbentuk kubah, yang disangga oleh empat kolom yang juga kaya dengan dekorasi ukiran). Dekorasi dinding menggunakan stucco (bahan yang fleksibel, sehingga membantu menciptakan garis-garis lengkung).
  • Langit-langit dengan lukisan yang besar. Efek Ilusi seperti trompe l'oeil yang menyatu dengan lukisan dan arsitektur.
  • Interior seringkali terdapat shell untuk lukisan dan patung
                                    
  • Permainan dinding-dinding bergelombang cekung dan cembung pada eksterior maupun interior yang memberikan kesan pergerakan. Pilar-pilar dibentuk berpilin/memutar. Banyak terdapat ornamen pahatan pada eksterior maupun interior, dan menggunakan warna-warna yang cerah.
  • Fasad eksternal sering disertai dengan penonjolan sentral yang dramatis, order raksasa, biasanya setinggi dua lantai, dan dinding raksasa. Tebing layar-nya bisa berbentuk lengkung kurva, ataupun lengkung yang mengarah ke atas bertemu pada puncaknya.
  • Jendela-jendela besar berbentuk persegi panjang, dan jendela yang lebih kecil, yang mempunyai lebih banyak ornament, berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, atau oval.
  • Mempunyai kubah, pediment, kolom, pedestal, pilaster, entablature, dan komponen-komponen klasik lainnya, namun bentuk segitiga/pedimenter tidak berfungsi langsung sebagai bentuk segitiga atap, namun hanya sebagai tambahan yang berfungsi langsung sebagai pintu utama atau  pintu masuk suatu bangunan
Tipologi Arsitektur Barok
Jenis-jenis bangunan pada masa barok diantaranya :
Tempat ibadah, yaitu gereja 
                                      
Pusat pemerintahan, yaitu istana
                                      
Bangunan-bangunan umum lainnya yang memiliki skala besar, tempat ziarah, dan pusat-pusat kegiatan interaksi masyarakat baik formal maupun nonformal

Tokoh dalam gaya arsitektur barok diantaranya Gian Lorenzo Bernini, Carlo Maderno, Francesco Borromini, dan Guarino Guarini.

Contoh Bangunan di Italia
Church of Saint Susanna (1597-1603)
                                       
Adalah sebuah Gereja Katolik yang terletak di Quirinal Hill, Roma, Italia. Dirancang ulang oleh arsitek bernama Carlo Moderno.
Gereja Barok awal ini memiliki dua cerita di fasad depan, dengan bagian atas yang lebih sempit daripada bagian bawahnya, meskipun volutes di lantai atas menutupi perbedaan. Sebuah pediment segitiga menjadi mahkota. Rasa vertikal yang kuat dicapai dengan elemen diulang pada kedua bagian (pengulangan kolom pilaster) dan oleh pemecahan divisi horisontal dengan pediment dari bagian yang lebih rendah.
Fasad bangunan Santa Susanna sangat mirip dengan fasad il Gesù. Bagian depan yang dirancang vertical dengan menggunakan beberapa elemen horizontal. Memiliki fitur fasad tabernakel dan fasad aedicular. Bangunan ini ditutupi aedicules vertikal sejajar, atau niches. Banyak celah pahatan dan berbatasan dengan elemen arsitektur lain seperti pediments dan pilaster.
Meskipun ini adalah sebuah contoh awal dari arsitektur Barok, merupakan pertanda perkembangannya kemudian, terutama dalam penggunaan patung figural dalam niches dan gerakan dinamis menuju pusat. Tidak hanya lebar bay meningkat menuju pusat (dengan pintu mengisi seluruh bay), tapi ada sedikit gerakan menuju pusat karena bay luar diakhiri dengan pilaster sedangkan bagian dalam bay dibingkai dengan kolom. Bay lateral yang di sebelah bay pusat memiliki niches dengan patung, yang memberikan keunggulan ke pusat, dan pusat tampaknya dibingkai oleh kolom ganda (pilaster pada cerita kedua), yang juga meningkatkan fokus pada pusat.
Pintu utama berada di dalam niche. Pintu masuk di kelilingi oleh kolom Corinthian menonjol yang merupakan peninggalan dari fasad sebelumnya. Kolom ini telah dibangun ke pusat dengan kolom lain yang terpasang dan pilaster. Maderno menciptakan peningkatan yang dinamis menuju pusat dengan menggunakan kombinasi pilaster-kolom. Ia juga menciptakan kedalaman dengan membawa kolom paling dekat dengan bagian tengah yang jauh dari bangunan.
Fasad utama Santa Susanna dibangun dari marmer seperti batu, untuk menandakan bahwa itu adalah unsur yang paling penting untuk dilihat. Disekeliling gereja utama adalah biara yang terbuat dari batu bata. 

Church of Saint Andrew's
                                  
Merupakan Gereja Katolik Roma. Berada di Roma, Italia. Merupakan contoh bangunan lain yang menggunakan gaya arsitektur barok, didesain oleh Gian Lorenzo Bernini dan Giovanni de’Rossi. Dibangun pada 1661 hingga 1670. Fasad utama gereja menghadap ke Via del Quirinale. Ruang luar gereja tertutup oleh dinding melengkung kuadran rendah. Silinder oval menutupi kubah, dan volutes besar mentransfer dorongan lateral. Fasad utama ke jalan memiliki bingkai pedimented aedicular di pusat teras berbentuk setengah lingkaran dengan dua kolom ionik menandai pintu masuk utama. Di atas entablature teras adalah mantel heraldik senjata dari pelindung Pamphili

Di dalam, pintu masuk utama terletak pada sumbu pendek gereja dan langsung menghadap altar. Bentuk oval ruang jemaat utama gereja didefinisikan oleh dinding, pilaster dan entablature, frame kapel samping, dan kubah emas di atas. Kolom besar mendukung pedimen melengkung membedakan ruang tersembunyi dari altar dari ruang jemaat.

berbeda dengan sisi gelap kapel, niche altar tinggi menyala dari sumber tersembunyi dan menjadi fokus visual yang utama bagian bawah interior. Akibatnya, jemaat secara efektif menjadi 'saksi' ke narasi teatrikal dari St Andrew yang dimulai di kapel Tinggi Altar dan berpuncak pada kubah.

Contoh Bangunan di Perancis
Château de Maisons 
                                         
Dirancang oleh François Mansart 1630-1651, adalah contoh utama dari arsitektur barok Perancis dan titik acuan dalam sejarah arsitektur Perancis. Château ini terletak di Maisons-Laffitte, pinggiran barat laut Paris, Perancis.
Château de Maisons dibangun antara Seine dan hutan Saint-Germain-en-Laye, dengan depan taman yang berorientasi ke arah tenggara. Awalnya taman terdiri dari taman kecil 33 hektar dan sebuah taman luar besar 300 hektar. Pengunjung tiba dengan salah satu dari dua jalan yang melintas di persimpangan T sebelum gerbang ke cour d'honneur. Sumbu pusat utama mengarah ke hutan, sumbu silang melalui desa ke barat daya dan ke sungai, sampai Paris. Tiga gateway berdiri di ujung jauh dari jalan.
                                           
Château berdiri pada platform persegi panjang simetris, yang diuraikan dengan cara Perancis dengan parit kering. The cour d'honneur didefinisikan oleh teras. Blok sentral meluas simetris menjadi sayap pendek, terdiri dari beberapa bagian, masing-masing dengan garis atap sendiri, dengan atap meraup dan tumpukan cerobong tinggi, di beberapa rentang, dengan fasad patah. Pembangunan tiang tunggal khas zamannya memiliki tiga lantai, ruang bawah tanah mendukung lantai dasar dan piano nobile dengan tiga lantai loteng di atas.
                                           
Apartemen di sebelah kanan, disebut Appartement de La Renommee sepenuhnya didekorasi ulang oleh Bélanger untuk comte d'Artois dalam gaya neoklasik bijaksana cukup sesuai dengan gaya klasik umum château. Yang di sebelah kiri, di sisi lain, Appartement du Roi juga disebut à l'italienne dalam hal ini ditutupi kubah palsu. Apartemen ini terdiri dari luas Salle des fêtes digunakan juga dalam karakter ruang jaga, dengan tribun untuk musisi. 
 
Copyright © -2012 ARCHITECTURE DAN KOTA All Rights Reserved | Template Design by ARCHITECTURE DAN KOTA |